Langsung ke konten utama

Kekuatan Tersembunyi Sikap Pasrah-Letting Go (Sebuah Resensi)

Letting Go - Kekuatan Tersembunyi Sikap Pasrah






                                                                                                                    dokumentasi pribadi

 

Judul                    : Letting Go

Penulis                : David R.Hawkins

Penerjemah      : Shalahudin GH

Penerbit             : Javanica

Tebal                    : 424 Halaman

Cetakan I           : Juni 2020

ISBN                     : 978-6026-799548

 

 

 

Letting Go

KEKUATAN TERSEMBUNYI SIKAP PASRAH!

 

SINOPSIS :

Letting GO adalah sebuah buku monumental yang menjelaskan cara paling efektif untuk menyirnakan berbagai hambatan batin menuju pencerahan. Setelah didera puluhan penyakit kronis yang tak tersembuhkan oleh metode medis, Dr.Hawkins memasrahkan semua penyakitnya hingga satu per satu sirna. Hampir semua penyakit fisik dan mental disebabkan oleh emosi-emosi negatif yang terpendam di alam bawah sadar. Ketika emosi-emosi itu dilepaskan melalui sikap pasrah, kesembuhan pun terjadi dengan sendirinya. Uniknya, sikap pasrah adalah esensi ajaran semua agama, tetapi banyak yang gagal menjalaninya karen abelum memahami mekanismenya. Buku ini, mekanisme pasrah dijelaskan secara detail melalui pendekatan psikoanalisis, untuk menyirnakan blok-blok batn yang menghalang diri kita dari cinta dan kebahagiaan.

 

 

Review:

Yang saya tahu dari Bapak David R.Hawkins ini, beliau adalah seorang pakar psikolog, yang sukses menemukan teori LoC ( Level Of Consciousness) atau bahasa Indonesianya Level Kesadaran Manusia. Nah, berikut Level Kesadaran Manusia, teman-teman.......

1.        Tingkatan Pencerahan ( Level 700 – 1000 ) yaitu tingkatan yang secara emosi sudah penuh dengan kesadaran murni, sudag tidak ada kemelakatan, level ini merupakan puncak tertinggi dari level kesadaran manusia.

2.       Tingkatan Kedamaian ( Level 600) pada level ini manusia atau individu sudah mengalami kesempurnaan, kebahagiaan, kemanunggalan. Ini merupakan kondisi non-dualitas, melampaui intelek, melampaui semua pemahaman.

3.       Tingkatan Kesukacitaan ( Level 540) level ini merupakan cinta yang tanpa syarat dan tidak berubah, terlepas dari keadaan dan tindakan orang lain.  Level ini individu akan mengalami kasih sayang terhadap semuanya, kesabaran yang luar biasa, perasaan manunggal dengn orang lain dan rasapeduli terhadap kebahagiaan mereka.

4.      Tingkatan Cinta ( Level 500 )  yaitu level dimana manusia atau individu sudah memancarkan cinta penuh dengan sikap memaafkan, memelihara dan mendukung yang lain. Di level ini, manusia atau individu dapat memandang apapun dengan cinta.

5.       Tingkatan Penalaran ( Level 400) pada level ini ada kemampuan untuk melihat hal-hal secara abstrak, melakukan konseptualisasi, bersikap objektif, dan membuat keputusan-keputusan yang cepat dan tepat. Kegunaan utama nya untuk memecahkan masalah.

6.       Tingkatan Penerimaan ( Level 350 ) energi level ini tenang, santai, harmonis, fleksibel, inklusif, dan bebas dari perlawanan batin. Level ini menerima hidup sepenuhnya dan tidak lari dari masalah. Tidak menyalahkn orang lain atau menyalahkan hidup.

7.       Tingkatan Kesediaan ( Level 310 ) energi ini mendukung keberlangsungan hidup yang didasarkan pada sikap positif menyambut seluruh ekspresi kehidupan. Bersifat ramah, ingin membantu, dan berusaha untuk memberikan pelayanan.

8.       Tingkatan Netral ( Level 250 ) ini adalah level cara hidup yang nyaman, pragmatis, dan relatif bebas dari emosi. Level ini bebas dari posisi yang kaku, tidak menghakimi, dan tidak suka bersaing.

9.       Tingkatan Keberanian ( Level 200 ) energi ini menyatakan “Aku mampu melakukan nya.” Penuh tekad, bersemangat dalam hidup, produktif, independen, dan mampu memberdayakan diri.

10.    Tingkatan Amarah ( Level 150 ) energi ini mengatasi sumber ketakutan dengan kekerasan, ancaman, dan serangan. Mudah tersinggung, meledak-ledak, sengit, mudah menguap dan penuh kekesalan. Level ini suka “membalas dendam”.

11.     Tingkatan Hasrat ( Level 125 ) level ini selalu mencari keuntungan, perolehan pribadi, kesenangan, dan “mendapatkan” sesuatu di luar dirinya. Selalu haus, tak pernah puas, dan tamak.

12.    Tingkatan Ketakutan ( Level 100 ) energi ini melihat “bahaya” di mana-mans. Berusaha untuk terus menghindar, defensif, sibuk dengan masalah keamanan, posesif terhadap orang lain, pencemburu, gelisah, cemas, dan terus berjaga-jaga.

13.    Tingkatan Dukacita ( Level 75 ) ada ketidakberdayaan, keputusasaan, rasa kehilangan, penyesalan, dan perasaan “Andai aku tidak....”, merasa terpisah, depresi, kesedihan.

14.   Tingkatan Apati ( Level 50 ) energi ini ditandai oleh ketiadaan harapan, tidak suka dimintai pertolongan, menjadi beban bagi orang lain, malas dan ogah-ogahan, serta perasaan: “aku tidak bisa” atau “kenapa aku harus peduli?”. Kemiskinan lumrah terjadi pada level ini.

15.    Tingkatan Rasa Bersalah ( Level 30) pada medan energi ini, seseorang ingin menghukum dan dihukum. Ini mengarah pada penolakan-diri, masokisme, rasa penuh penyesalan, feeling bad, dan penghancuran-diri. Rawan mengalami kecelakaan, punya kecenderungan bunuh diri. Memproyeksikan kebencian nya terhadap diri sendiri ke pada orang lain sebagai orang “jahat” adalah hal yang umum terjadi. Energi level ini menjadi dasar dari banyak penyakit psikosomatik.

Nah, pada tingkatan level kesadaran menurut kajian David R Hawkins level 150 ke atas mencerminkan pribadi yang lebih “cerah”, sedangkan level 150 ke bawah mencerminkan level yang “suram”. Untuk mencapai level “cerah” tersebut tentu nya harus ada upaya dari diri kita sendiri untuk menyadari nya dan mau merubahnya. Secara spiritual, Hawkins menemukan metode, yaitu “pasrah” kepada Sang Sumber Pencipta.

Pada buku Letting Go ini, ada 21 Bab kajian Hawkins yang menjelaskan keseluruhan dari level kesadaran ( yang disebutkan di atas ). Namun, disini saya hanya akan membahas beberapa saja.

Bab Mekanisme Pelepasan :

Dalam bab mekanisme pelepasan, dijelaskan bahwa pelepasan melibatkan kesadaran atas sebuah perasaan, membiarkannya muncul ke permukaan, bertahan menghadapinya dan membiarkannya pergi dengan sendirinya tanpa keinginan untuk mengubah atau melakukan apa pun terhadapnya. Langkah pertama adalah biarkan diri Anda memiliki perasaan itu tanpa menolaknya, mengekspresikannya, takut terhadapnya, mengutuknya atau mengkhotbahinya. Tekniknya adalah Anda bersama perasaan itu dan lepaskan semua upaya untuk memodifikasinya dengan cara apa pun. Saat melepaskan, abaikan lah semua pikiran-pikiran dan fokuslah pada perasaan itu sendiri, bukan pada pikiran.

Bab ini intinya adalah mengajak kita semua untuk belajar “pasrah” dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga syarat pertama sebelum kita mempelajari lebih dalam tentang buku ini, maka syarat pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan mekanisme pelepasan terhadap ego dan emosi. Saat kita akrab dengan pelepasan, maka semua perasaan negatif yang berhubungan dengan ketakutan dapat kita kendalikan.

Sejujurnya, ketika saya membaca bab mekanisme pelepasan ini saya mulai hanyut dan merasakan “kelepasan itu”, apa yang di sampaikan Hawkins benar adanya, segala sesuatu hal-hal negatif yang menimpa diri kita sebaiknya kita keluarkan dan pasrahkan. Buku ini menyadarkan saya tentang hukum quantum fisika yang menjelaskan bahwa “segala sesuatu  di alam semesta ini memancarkan vibrasi, semakin besar kekuatan yang dimiliki nya. Karena emosi pun energi, ia pun memancarkan vibrasi.” Nah, kalimat tersebut memang benar, jadi misal kita berfikir negatif terus maka energi kita akan terekam di alam semesta, alhasil kehidupan kita selalu diliputi hawa negatif, misalnya sikap jadi suka marah, tersinggung bahkan bisa berdampak pada keberuntungan juga.

Bab Hubungan Pikiran dan Tubuh

Bab ini Hawkins menjelaskan bahwa pikiran itu sangat kuat karena memiliki level vibrasi yang sangat tinggi. Semakin kita memunculkan pikiran-pikiran, maka pikiran tersebut akan ter-manifestasi/mewujud secara fisik. Otak kita seperti menerima bentuk-bentuk pikiran dan kemudian menerjemahkan nya ke dalam fungsi saraf dan penyimpanan memori. Maksudnya adalah, seperti penjabaran di atas, ketika kita bermain-main dengan pikiran maka pikiran itu akan mewujud nyata. Contoh simpel nya sekarang sedang dilanda flu, orang-orang disibukan dengan ketakutan bahaya flu belum lagi pemberitaan dimana-mana tentang bahaya flu membuat kita semua menjadi ketakutan. Ketika kita hanyut dalam ketakutan akan “flu” tersebut maka tumbuh akan merespons ketakutan itu, alhasil kita malah jadi terserang flu.

Pernah tidak teman-teman mengalami misal ingin sesuatu sampai ke pikiran ingin dapetin sesuatu itu, tiba-tiba ada yang ngasih atau ada jalan untuk dapatkan sesuatu itu? Seperti saya ini ketika diri saya perlu sesuatu buku motivasi untuk transformasi diri, saya lihat penerbit buku ini sedang open PO cetak buku ini, ajaib nya saya justru dapat “Giveaway” yang hadiah nya buku ini. Tuh, ini jadi memperkuat keyakinan saya bahwa segala apa yang kita pikirkan akan bermanifestasi atau wujud jadi nyata.

Nah, Hawkins dalam buku Letting Go ini menegaskan bahwa pikiran kita akan berdampak pada penyakit tubuh (psikosomatik), nah jadi hati-hati dengan pikiran sebab dia akan mengundang berbagai macam penyakit fisik!

BAB Penurunan Penyakit Stres dan Fisik

Stres adalah respons kita terhadap ancaman yang dirasakan ( baik nyata maupun imajiner) terhadap keamanan atau keseimbangan tubuh kita. Stimulus stres bisa internal maupun eksternal. Mungkin fisikal, mental atau emosional. Stres utama sebagian besar dari kita bukan berasal dari stimulus eksternal, melainkan dari tekanan emosi kita sendiri. Emosi-emosi yang ditekan ini menjadi pemucu utama stres, sehingga, bahkan dalam lingkungan yang tenang kita masih mengalami stres.

Untuk menurunkan penyakit yang diakibatkan oleh si stres ini, cara nya adalah dengan mengakui dan melepaskam perasaan-perasaan yang tertekan secara progresif mengurangi kecenderungan stres seseorang, sehingga dengan demikian menurunkan kerentanan terhadap masalah dan penyakit yang terkait stres.

Nah, itu sekilas tentang buku Letting Go ini, sengaja saya hanya menampilkan poin-poin penting nya saja supaya teman-teman ada gambaran tentang buku ini. J

Kelebihan Buku:

Dari hasil yang saya baca keseluruhan tenang buku Letting Go ini, menurut saya buku Letting Go punya daya lebih, sebab buku ini membantu sekali kita untuk menyingkap bagaimana sih “pasrah” itu, kebanyakan orang ( termasuk saya ) pasrah itu seperti diam ditempat saja tidak ma mengkaji lebih dalam sesuatu hal. Buku ini sangat memberikan saya pengetahuan sangat luas tentang penyakit dan hubungan nya dengan tubuh kita sendiri.

Yang menjadi daya pikat dan daya tarik buku ini adalah, memiliki ilmu baru tentang level kesadaran manusia ( Level Of Concsiousness )/LoC. Ini menjadi inovasi baru di dunia psikologi pada ranah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. LoC ini hasil riset Hawkins.

Oh iya, buku ini dilabeli dengan harga yang cukup terjangkau sekitar 100rb-an, jadi bisa dinikmati oleh kalangan manapun dengan harga yang cukup terjangkau.

Oh iya, kelebihan buku ini mampu membantu diri kita menjadi Diri Sejati!

Kekurangan Buku:

Sesempurnanya buatan manusia, pasti ada kekurangan nya. Buku ini menurut saya memiliki kelemahan pada bahasa. Ketika kita membaca nya kita harus “mudeng” biar ga “loading”, sebab buku ini bahasan nya gak santai seperti kita membaca novel atau buku lokal yang menggunakan bahasa santai. Tapi saya maklumi, sebab buku ini merupakan terjemahan dari buku asli nya yang berbahasa Inggris. Tapi, jangan khawatir masih bisa kita baca dan kita pahami, karena walaupun gak santai kaidah tata bahasa nya jelas kok.

Juga, mungkin kawan-kawan bertanya “bagaimana ngukur LoC ”? buku ini memang gak membahas teknik kita mengukur LoC itu bagaimana, walaupun di buku ada di jelaskan metode Uji Kinesiologi, tapi tetap saja bagi yang awam gak ngerti cara nya bagaimana? Nah, saya rasa penjelasan cara ukur LoC ada di buku Hawkins yang lain nya, setau saya ada buku Power Vs Force yang spesifik membahas LoC.

Kesimpulan:

Setelah saya baca dari awal hingga akhir buku ini, saya recomended banget buku ini. Cocok sekali dijadikan referensi semua kalangan tak terkecuali. Apalagi mahasiswa Psikologi uihh cocok banget dehh....temen-temen bisa dapetin buku ini ke penerbit nya langsung ( Javanica ) atau ke Gramedia atau Search aja deh di Google atau Facebook pasti ada yang jual buku ini. Dan, katanya di Indonesia ada pengasuh sekolah kesadaran Hawkins nya loh, temen-temen yang beli buku ini bisa bergabung dengan grup itu dan dapat bimbingan nya juga. Oahh, asik ya?

Oke, Terimakasih teman-teman sudah mampir ke blog sayaaa,,, semoga review ini membantu teman-teman dalam mencari-cari info tentang buku bagus, daan tunggu di episode review buku selanjutnya.

Bye.......

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH KEN AROK SANG BRAHMAPUTRA - Damar Shashangka ( sebuah review novel )

  REVIEW BUKU KEN ANGROK SANG BRAHMAPUTRA                                                                                                          Gambar milik pribadi                                   SINOPSIS : Pada akhir abad ke-12, saat kecamuk antara Janggala dan Panjalu memuncak, lahir seorang anak dari wanita sudra cantik di Pangkur, Tumapel. Anak itu bernama Angrok,, leluhur kerajaan Singhasari dan Majapahit. Sejak dalam kandungan, kehadiran nya telah memakan korban. Gajahpara sang ayah tiri mati terbunuh. Semakin diyakinilah bahwa Angrok adalah Lembu Peteng . Sosok berdarah ksatria beribu sudra, tanpa diketahui khalayak siapa rama kstarianya. Ketika lahir, Anggrok memiliki toh di perut, ciri yang juga sama dimiliki sang mendiang ayah tiri. Tak ingin ditumpas oleh sang rama, Ni Endhog sang biyang , membuang Angrok di pekuburan anak Kabalon. Jabang bayi itu kemudian ditemukan oleh Ki Lembong, seorang pencuri yang kebetulan sedang beraksi di kebuyutan yang menjadi pusat ke

BUKU MEDSEBA MEDITASI NUSANTARA KUNO by SETYO HAJAR DEWANTARA ( RESENSI BUKU )

Resensi Buku Medseba, Seni Meditasi Nusantara Kuno                                                Oleh : Kadita Putri  Hallo.... Selamat Datang kembali di Resensi Buku ala Kadita Putri. Kali ini buku yang akan Saya resensi adalah buku bertemakan Spiritual, yakni Medseba, seni meditasi Nusantara Kuno. Satu hal yang buat saya tertarik untuk meresensi buku ini adalah karena buku ini unik dan saya suka. Oke, supaya tidak kepanjangan langsung saja kita baca bersama. Selamat membaca! Judul : MEDSEBA ( Meditasi Nusantara Kuno ) Penulis          : Setyo Hajar Dewantoro Penerbit       :Javanica Tahun Terbit : 2016 Tebal : 256 Halaman No ISBN : 978-602-6799-17-3 Sinopsis : Medseba adalah formula meditasi yang digali dari ajaran leluhur Nusantara Kuno yang sangat kaya. Medseba menawaran wawasan spiritual yang praktis dan membumi. Medseba berbeda dari buku-buku spiritual lain yang sering kali terlalu abstrak dan cenderung membuat manus